Valentine's day atau disebut hari kasih sayang.
Berdasarkan sejarah hari valentine sebenarnya bukan lah tragedi yang cukup membahagiakan. karena di hari valentine seorang pendeta berjuang untuk menikahkan sepasang kekasih yang saling mencintai yang pada zaman waktu itu sedang ditiadakan pernikahan. itu secara ringkasnya.
Di Indonesia Hari Valentine cukup terkenal dan sering dibuat acara ataupun pesta yang bertemakan hari Valentine, namun tidak semua masyarakat Indonesia menyetujui hal tersebut. Indonesia merupakan negara yang memiliki populasi umat beragama muslim terbanyak didunia, yang berkisar 83% dari jumlah seluruhnya. Nah banyak kecaman, larangan serta pengharaman yang dilakukan umat muslim dalam perayaan hari valentine day, dengan berbagai alasan. Banyak mereka mengatakan bahwa hari valentine merupakan hari umat Kristen, karena terdapat didalam sejarahnya seorang pendeta. dan banyak hal lain yang menajdi alasan mereka untuk meniadakan hari valentine day.
Mungkin penyampaian ini bisa menjadi cahaya dari hati dan pikiran setiap orang.
Mengapa kita harus memikirkan tentang hal negatif kalau kita bisa mengambil hari positifnya? Hari valentine, ataupun hari kasih sayang menunjukkan bahwa adanya cinta, kasih, dan sayang yang dimiliki seluruh umat manusia, bahkan tidak memandang latar belakang setiap orang.
nah, apa salah nya jika kita merayakan kasih sayang sama kekasih dan keluarga kita? selagi kita melakukan hal positif.
ada yang bilang, di hari valentine, banyak terjadi pergaulan bebas seperti di negeri barat sana, mengapa kita tidak ikut melakukan budaya mereka? seharusnya kita melakukan hari kasih sayang dengan cara budaya kita sendiri. bagaimana kita mengekspresikan diri kita dalam berkasih sayang kepada setiap orang? kita gak harus free seks, kita juga gak harus mengikuti budaya barat. dan mereka juga tidak akan mengikuti budaya timur. nah begitu lah cara positif kita dalam merayakan hari kasih sayang atau valentine's day.
lakukan yang terbaik, positif, buat kita dan untuk orang banyak.
Selamat hari valentine.
Writer: Ridho Ambarita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar